Latest News

Thursday, 18 February 2010

Answered Prayer

Doa Sudah Dijawab
James Rutz, penulis buku �Mega Shift� menceritakan kisah menakjubkan tentang campur tangan Tuhan dalam menjawab doa.

�Saya memiliki seorang teman bernama Barclay Tait yang menjual vila di Niceville, Florida. Pada tahun 1977, ia adalah seorang pelatih bola basket berusia 36 tahun. Pada musim panas itu, ia memutuskan untuk menghadiri sebuah konferensi kristiani di Front Royal, Virginia. Datang empat hari lebih awal, ia pergi ke hutan terdekat dan mendirikan tenda dekat sebuah aliran sungai. Pada hari terakhir, datanglah seorang pendaki gunung yang bertubuh tinggi kurus dengan sebuah buku catatan di ketiaknya, yang heran melihat Barclay sedang membaca Alkitabnya. Barclay menjelaskan bahwa ia sedang ada di situ untuk berpuasa dan merenung.

Dave, sang pendaki, menjawab, �Nah, saya adalah seorang pendoa syafaat. Apa yang ingin saya doakan bagi anda?�

Merasa agak bingung, Barclay berkata, �Oh, terus terang saja, saya ingin mendapatkan seorang istri.� Sang pendoa mencatat permohonan doa itu di dalam buku catatannya dan berlalu.

Pada tahun 1988 Barclay, yang sekarang sudah menikah dengan Sherry, secara ilahi dituntun untuk pindah ke Asheville, North Carolina. Pertemuan secara kebetulan dengan seseorang di halaman parkir Holiday Inn mendorongnya untuk memenuhi undangan pada sebuah pertemuan kelompok kristiani di luar kota. Ketika mereka sampai di pertemuan jam 7 malam itu, sang tuan rumah berjalan keluar dari dapur dan berhenti tegak mematung. �Saya kenal anda!� teriaknya, sambil menunjuk ke arahnya. �Anda adalah Barclay Tait!� Barclay terkejut sekali.

�Tunggu sebentar. Saya ingin menunjukkan sesuatu kepadamu,� kata sang tuan rumah. Dia bergegas naik ke loteng, membuat Taits berdiri di tengah-tengah kerumunan orang banyak. Beberapa saat kemudian sang tuan rumah muncul lagi dengan buku catatan yang sudah usang. �Lihat di sini? Ini adalah saat saya menuliskan permohonan doa anda di kolom satu ketika saya bertemu anda di Front Royal pada tahun 1977: �Barclay Tait: Istri pilihan Tuhan.�� Barclay melihat tulisan di buku usang itu. Itu adalah buku harian doa yang paling terinci dan mempunyai metode yang baik yang pernah dilihatnya.

�Saya berdoa bagi anda selama tujuh tahun,� kata Dave. �Kemudian di tengah malam 30 Desember, 1984, Tuhan membangunkan saya dari tidur lelap dan berkata, �Tuliskan di dalam buku harian doamu: �Doa sudah dijawab�. Saya menuliskan begitu di buku ini. Lihat? Di kolom dua ini saya menulis, �Doa sudah dijawab.�

Barclay dan Sherry saling pandang satu sama lain dengan mulut menganga. Mereka duduk, dan menangis terharu. Dengan perlahan Barclay memberitahu Dave, �Itu adalah hari pernikahan kami.� (Os Hillman, diterjemahkan oleh Hadi Kristadi untuk Pentas Kesaksian, pada tanggal 18 Februari 2010.

******

Answered Prayer
James Rutz, author of MegaShift, tells a wonderful story of God's supernatural hand in answering prayer.

"I have a good friend named Barclay Tait who sells vacation real estate in Niceville, Florida. Back in 1977, he was a 36-year-old Florida basketball coach. That summer, he decided to hitch-hike to a Christian conference in Front Royal, Virginia. Arriving four days early, he went to a nearby forest and pitched his tent by a stream. On the last day, a tall, thin hiker with a notebook under his arm suddenly appeared, startling him as he read his Bible. Barclay explained that he came out there to fast and meditate.
Dave, the hiker, replied, "Well, I'm an intercessor. What would you like me to pray for?"

Feeling somewhat overwhelmed, Barclay said, "Uh, frankly, I'd like prayer for a wife." The man wrote the request in his notebook and walked on.
By 1988, Barclay, now married to Sherry, has been divinely guided to move to Asheville, North Carolina. A chance encounter in the Holiday Inn parking lot led to an invitation to join a gathering of a Christian group outside of town. Arriving just before the 7:00 P.M. meeting, the host walks in from the kitchen and stops dead in his tracks. "I know you!" he exclaims, pointing his finger. "You're Barclay Tait!" Barclay draws a blank.

"Just a minute. I have something I want to show you," the host announces. He scampers upstairs, leaving the puzzled Taits standing in the middle of the suddenly hushed room. In a moment the host reappeared with a well-worn ledger book. "See here? This is where I wrote your prayer request in column one when I met you in Front Royal in 1977: 'Barclay Tait: God's choice for a wife.'" Barclay looked down at the journal entry. It was the most detailed, methodical prayer journal he'd ever seen.

"I prayed for you for seven years," proclaims Dave. "Then in the middle of the night on December 30, 1984, God woke me up out of a sound sleep and said, 'Write in your journal, "Prayer answered." So I did. See? Here in column two, "Prayer answered.'"
Barclay and Sherry look at each other with their mouths open. They sat down, and their eyes fill with tears. Quietly, Barclay tells Dave, "That was the day we were married." (Os Hillman)



Source : Hadi Kristadi-blog pentas-kesaksian

Tuesday, 12 January 2010

A Letter from Charlie Chaplin to His Daughter

Surat yang begitu indah, ternyata tempaan dan ujian dalam perjalanan hidup membuat seseorang semakin menyadari akan dirinya dari mana ia berasal, menyadari bahwa kemampuan serta semuanya yang dimilikinya sekarang bukan sesuatu yang bisa dijadikan sebuah keangkuhan tapi menjadikan dirinya semakin rendah diri, seperti ilmu padi "Semakin berisi, semakin menunduk" halah bahasanya ha..ha...
Didikan Bapak kepada anaknya yang seperti ini yang patut dan harus dicontoh oleh semua orang tua dimanapun di dunia ini...

Geraldine putriku, aku jauh darimu, namun sekejap pun wajahmu tidak pernah jauh dari benakku. Tapi kau dimana? Di Paris di atas panggung teater megah? Aku tahu ini bahwa dalam kehengingan malam, aku mendengar langkahmu. Aku mendengar peranmu di teater itu, kau tampil sebagai putri penguasa yang ditawan oleh bangsa Tartar.

Geraldine, jadilah kau pemeran bintang namun jika kau mendengar pujian para pemirsa dan kau mencium harum memabukkan bunga-bunga yang dikirim untukmu, waspadailah. Duduklah dan bacalah surat ini� aku adalah ayahmu. Kini adalah giliranmu untuk tampil dan menggapai puncak kebanggan. Kini adalah giliranmu untuk melayang ke angkasa bersama riuh suara tepuk tangan para pemirsa. Terbanglah ke angkasa namun sekali-kali pijakkan kakimu di bumi dan saksikanlah kehidupan masyarakat. Kehidupan yang mereka tampilkan dengan perut kosong kelaparan di saat kedua kaki mereka bergemetar karena kemiskinan. Dulu aku juga salah satu dari mereka.

Geraldine putriku, kau tidak mengenalku dengan baik. Pada malam-malam saat jauh darimu aku menceritakan banyak kisah kepadamu namun aku tidak pernah mengungkapkan penderitaan dan kesedihanku. Ini juga kisah yang menarik. Cerita tentang seorang badut lapar yang menyanyi dan menerima sedekah di tempat terburuk di London. Ini adalah ceritaku. Aku telah merasakan kelaparan. Aku merasakan pedihnya kemiskinan. Yang lebih parah lagi, aku telah merasakan penderitaan dan kehinaan badut gelandangan itu yang menyimpan gelombang lautan kebanggaan dalam hatinya. Aku juga merasakan bahwa uang recehan sedekah pejalan kaki itu sama sekali tidak meruntuhkan harga dirinya. Meski demikian aku tetap hidup.

Geraldine putriku, dunia yang kau hidup di dalamnya adalah dunia seni dan musik. Tengah malam saat kau keluar dari gedung teater itu, lupakanlah para pemuja kaya itu. Tapi kepada sopir taksi yang mengantarmu pulang ke rumah, tanyakanlah keadaan istrinya. Jika dia tidak punya uang untuk membeli pakaian untuk anaknya, sisipkanlah uang di sakunya secara sembunyi-sembunyi.

Geraldine putriku, aku telah memerintahkan kepada wakilku di Paris untuk memberikan sejumlah uang untuk keperluanmu tanpa menanyakan kebutuhanmu. Namun bila engkau punya pengeluaran untuk orang lain, maka engkau harus mengirimkan bukti pembayarannya.

Geraldine putriku, sesekali naiklah bus dan kereta bawah tanah. Perhatikanlah masyarakat. Kenalilah para janda dan anak-anak yatim dan paling tidak untuk satu hari saja katakan: �Aku juga bagian dari mereka�. Pada hakikatnya kau benar-benar seperti mereka. Seni sebelum memberikan dua sayap kepada manusia untuk bisa terbang, ia akan mematahkan kedua kakinya terlebih dahulu. Ketika kau merasa sudah berada di atas angin, saat itu juga tinggalkanlah teater dan pergilah ke pinggiran Paris dengan taksimu. Aku mengenal dengan baik wilayah itu. Di situ kau akan menyaksikan para seniman sepertimu. Mereka berakting lebih indah dan lebih menghayati daripada kamu. Bedanya di situ tidak akan kau temukan gemerlap lampu seperti di teatermu. Ketahuliah bahwa selalu ada orang yang berakting lebih baik darimu. Engkau juga perlu tahu bahwa tidak pernah ada salah satu anggota keluarga Chaplin yang begitu sombong mencerca seorang pengemis atau seorang senniman di sekitar Paris.

Geraldine putriku, aku mengirimkan cek ini untukmu, belanjakanlah sesuka hatimu. Namun ketika kau ingin membelanjakan dua franc, berpikirlah bahwa franc ketiga bukan milikmu. Itu adalah milik seorang miskin yang memerlukannya. Jika kau menghendakinya, kau dapat menemukan orang miskin itu dengan sangat mudah. Jika aku banyak berbicara kepadamu tentang uang, itu karena aku mengetahui kekuatan �anak setan� ini dalam menipu�..

Aku tinggal lama di tempat sirkus, dan aku merasa khawatir setiap kali melihat para pemain akrobat yang bergantungan pada tali yang tipis dan bergetar. Namun putriku, aku harus mengucapkan sebuah realita padamu bahwa rakyat kokoh berdiri di atas bumi yang luas, tapi lebih banyak yang terjatuh ketimbang para pemain akrobat yang bergantungan di tali itu.

Geraldine, ini ayahmu tengah berbicara denganmu. Mungkin suatu malam gemerlap ada sebuah berlian paling mahal di dunia yang menipumu. Pada malam itu, berlian tersebut menjadi tali yang tidak kokoh di bawah kakimu dan kejatuhanmu sudah pasti terjadi� Suatu hari ketika seorang bangsawan tampan secara licik menipumu, agar engkau bermain dengan tali sirkus, maka perlu kau ketahui bahwa para pemain amatir tali sirkus bakal terjatuh.

Jangan tambatkan hatimu pada emas dan perhiasan lainnya. Berlian paling besar di dunia ini adalah matahari yang bersinar menyinari seluruh alam. Namun bila suatu hari engkau menambatkan hatimu kepada seorang pria yang punya hati bak mentari, satukan hatimu dengannya, cintailah ia dengan sunguh-sungguh dan apa yang engkau lakukan itu sebagai kewajiban. Dia lebih layak mendefinisikan cinta yang berarti satu hati, ketimbang aku�

Putriku, seorang wanita tidak layak menelanjangi dirinya karena seseorang dan sesuatu apa pun itu� Ketelanjangan adalah penyakit zaman kita. Menurut pendapatku, tubuhmu hanya menjadi milik seseorang yang ruhnya telanjang untukmu.

Geraldine putriku, masih ada banyak hal yang akan aku ceritakan kepadamu, namun aku akan menceritakannya di kesempatan lain. Dan aku akhiri suratku ini dengan;
�Jadilah manusia, suci dan satu hati; karena lapar, menerima sedekah, dan mati dalam kemiskinan, seribukali lebih mudah dari pada kehinaan dan tidak memiliki perasaan�. Kiriman: Dodi Putra Artawan

Source : Hadi Kristadi-blog pentas-kesaksian

Monday, 11 January 2010

Belief

Dua orang tertembak di Vietnam dan dipenjara di penjara Hoa Lo yang terkenal itu. Mereka diisolasikan, dirantai ke lantai semen, dan terus dipukuli dengan belenggu karatan serta disiksa untuk memberikan informasi. Walaupun keduanya mengalami pelecehan yang sama, mereka membentuk keyakinan yang luar biasa berbeda tentang pengalaman tersebut.

1. Orang pertama: agar terhindar dari kepedihan, ia melakukan bunuh diri.
2. Orang yang kedua: justru menbangkitkan keyakinan yang lebih dalam akan dirinya, sesamanya, pencipta-Nya lebih dari sebelumnya. Demikianlah Kapten Gerald Coffe menggunakan pengalamannya untuk mengalahkan kepedihan.

Dua wanita genap tujuh puluh tahun, tetapi masing-masing membentuk keyakinannya:
1.Orang pertama: Ia yakin kehidupannya akan berakhir, maka ia menuntaskan urusan-urusanya dan mati.
2. Orang Kedua memutuskan bahwa kecakapan seseorang pada usia berapun itu tergantung pada keyakinannya sendiri. Ia memutuskan bahwa mendaki gunung mungkin merupakan olahraga yang baik dimulai pada usia 70 tahun. Selama 25 tahun ia mencurahkan diri pada petualangan baru tersebut. Dan hingga pada usia sembilan puluhan, HULDA CROOKS telah menjadi wanita tertua yang pernah mendaki Gunung FUJI. Sumber: Peter Saiya/Gereja Komunitas Facebook Indonesia.

Source : Hadi Kristadi-blog pentas-kesaksian