Latest News

Wednesday, 15 August 2012

Tuhan itu Baik


Jika anda merasa diri menjadi orang paling berat menanggung pencobaan, coba hitung berkat Tuhan yang sudah anda terima dan dengarkan kisah orang lain yang bahkan lebih berat menanggung pencobaan.

Kisah ini adalah salah satu kesaksian betapa kasih karunia Tuhan tetap ada pada orang yang percaya di tengah badai. Seorang ibu, single parent, bersiap-siap merayakan ulang tahun puterinya yang ke-17. Sang puteri sebenarnya berharap ayahnya akan turut hadir di pesta ulang tahun itu dan kedua orangtuanya mendampingi saat dia meniup lilin dan memotong kue ulang tahun.

Dua minggu sebelum pesta itu, sang puteri bersama teman-temannya meninjau gedung yang akan digunakan untuk acara pesta. Mereka berenam naik mobil, dan pulang dari gedung itu mobil mereka mengalami kecelakaan fatal. Tiga orang tewas, tiga orang luka-luka. Diantara yang tewas adalah sang puteri yang akan merayakan ulang tahun ke-17 dua minggu lagi.

Sang ibu sangat terpukul. Mengapa anak semata wayangnya harus tewas mengenaskan? Mengapa Tuhan izinkan anak perempuannya pulang ke Rumah Bapa sebelum usia 17? Mengapa? Seribu pertanyaan �mengapa� tidak pernah terjawab. Namun dia tetap tegar dan percaya: �Tuhan itu baik!� Walaupun sekarang dia tidak bisa mengerti mengapa, mungkin suatu saat dia akan tahu jawabnya.

Kisah diatas diceritakan oleh Pdt. Jeffrey Rachmat dari JPCC. 

Source : Hadi Kristadi-blog pentas-kesaksian

Thursday, 9 August 2012

Kesaksian Lydia Kandau

Lydia Kandau: "Saya ingin menceritakan kepada semua orang, bahwa Tuhan itu sungguh baik adanya."

Kehidupan artis atau selebritis tak pernah lepas dari gosip. Demikian ungkapan yang sudah mengakar di khalayak umum. Hal ini bisa dimaklumi, karena bagaimana pun artis adalah public figure. Demikian halnya yang dialami oleh artis cantik Lydia Kandau. Kesibukannya dalam pelayanan telah membuatnya seperti tenggelam dari keartisannya. Walau demikian, label artis yang telah disandangnya masih melekat. Saat ini ia kerap diminta bersaksi di berbagai denominasi gereja. Bahkan baru-baru ini ia mengikuti suatu perjalanan ziarah ke Yerusalem.

Istilah cinta buta mungkin dialami oleh wanita berdarah Manado ini. Kisah cintanya dengan pria yang tidak seiman berakhir di pelaminan, sekalipun sempat ditentang oleh pihak keluarga. Tapi ia nekad, atas dasar cinta ia menikah dengan Jamal Mirdad, seorang penyanyi. Hari-hari yang dilaluinya setelah pernikahan terasa begitu indah.

Sebagai umat Kristus, seharusnya ia pergi ke gereja di hari Minggu. Tapi Lydia tidak. Bersama suami tercinta, ia kerap mengisi hari-hari Ahadnya dengan jalan-jalan, nonton, atau shopping dan sebagainya. "Makin lama rasanya kok makin jauh dari Tuhan," ungkapnya. Namun, pikiran seperti itu tidak cukup membuatnya berbalik pada Tuhan. Ia seolah menikmati semua itu.

Anaknya Sakit Aneh
Sampai saat anak keduanya mengalami sakit 'aneh'. "Syaraf kiri anak saya abnormal," tuturnya. Ia langsung membawanya ke rumah sakit dengan keyakinan setelah ditangani dokter pasti anaknya sembuh. yang terjadi justru sebaliknya. Makin lama kondisi anaknya semakin parah. "Seperti obat-obat yang diberi dokter tidak mempan terhadap penyakitnya. Anak saya seperti mau mati. Matanya tidak mau terbuka," kisahnya. Akhirnya diputuskan untuk membawa anaknya pulang ke rumah.

"Saya menangis dan menangis sambil membaringkan anak saya di tempat tidur. Saya merenung dan larut dalam kebisuan. Seketika saya teringat akan dosa-dosa saya dulu. Saya tidak setia kepada Tuhan. Padahal Tuhan sudah begitu baik ada saya," akunya. Seketika itu juga, ia berdoa sambil bercucuran air mata. Minta ampun atas segala dosa dan ketidaksetiaannya. Ia betul-betul merasa telah mendukakan hati Tuhan. "Luar biasa ternyata," ungkapnya. Sesaat ia katakan 'amin', hati dan batinnya terasa lega sekali. "Plong rasanya. Saya yakin darah Yesus telah menghapus dosa-dosa saya," tuturnya sumringah.

 Lalu ia melihat anaknya yang masih terbaring dalam keadaan yang memprihatinkan. Air matanya jatuh lagi. Ia duduk di sisi tempat tidur sambil mengelus-elus kepala anaknya. Batinnya berkata, "Tuhan, aku tahu Engkau telah menghapuskan dosaku. Saat ini juga ya Bapa, jikalau Engkau mengasihi aku, tolong sembuhkan anakku. Aku percaya sepenuh jiwa, Engkau sanggup melakukan semua itu. Sebab segala perkara dapat kutanggung di dalam Engkau." Usai berdoa, ia memuji-muji Tuhan dengan kidung pujian yang tiada putus-putusnya. "Saya berjanji bahwa saya tidak akan pernah berhenti memuji Tuhan sampai Tuhan sembuhkan anak saya," paparnya.

Ternyata ajaib, satu jam berselang, mata anaknya perlahan mulai terbuka. "Perlahan, tapi pasti mata anak saya terbuka. Lalu ia bangun dari tempat tidur. Ajaibnya, di wajahnya tidak ada gambaran kesakitan. Padahal ia baru saja mengalami suatu penyakit yang luar biasa berat untuk anak seusianya. yang terlukis di wajahnya adalah sukacita. Sungguh ini suatu mukjizat. Saya langsung memeluk anak saya sambil berkata: "Terima kasih Tuhan," urainya. Sejenak diajaknya anaknya berdoa bersama. Mengucap syukur atas kesembuhan yang hanya datang dari Allah. "Tuhan sudah mendengar doa saya," ujarnya saat itu.  

Setia Melayani
Sejak kejadian itu, ia berjanji akan setia melayani Tuhan. "Saya ingin menceritakan kepada semua orang, bahwa Tuhan itu sungguh baik adanya," tukasnya. Ternyata badai itu belum berlalu. Sang suami belum merestui kemauannya untuk kembali ke gereja. Apalagi harus membawa anak-anaknya. "Terpaksa dulu saya berbohong. Membawa anak-anak dengan alasan nonton, renang, jalan-jalan, dan macam-macam. Padahal sebelum atau sesudah kegiatan itu kami ke gereja. Habis kalau tidak begitu, mana bisa saya ke gereja," kilahnya. Kami, lanjutnya, harus main petak umpet. Alkitab dulu biasanya disimpan. Bacanya juga menunggu Jamal pergi. "Terus terang saya tersiksa dengan keadaan seperti itu," akunya. Tapi ia sudah punya komitmen, bahwa ia tidak akan menjual Tuhan Yesus karena apa pun juga.

Lama-kelamaan Jamal mulai berubah. Ia semakin menghargai saya. Ia pernah mengatakan tidak melarang saya atau anak-anak ke gereja. "Sukacita sekali saat saya mendengar itu," cetusnya. Lydia memang punya komitmen bahwa anak-anak harus ikut ibunya. Walaupun dua anaknya bersekolah di Al-Azhar, tapi setiap Minggu, mereka pasti ke gereja. "Ketika saya mulai pelayanan pun, Jamal tidak melarang. Ia cuma katakan sebaiknya pelayanan di dalam kota saja. Tidak usah sampai ke luar kota," jelasnya.

Isu Disharmoni
Isu yang sempat menerpa pemeran "Merry" dalam sinetron "Gara-Gara" bersama Jimmy dan Sion Gideon ini adalah disharmoni keluarga. Bahkan dikabarkan kehidupan rumah tangganya retak. Ketika dikonfirmasikan dengan tegas Lydia mengatakan tidak benar demikian. "Jamal itu punya kasih. Bahkan mungkin lebih baik dari orang Kristen sendiri. Ia takut akan Tuhan. Pada dasarnya, ia ingin dihargai, oleh sebab itu ia pun tahu harus menghargai orang lain yang berbeda dengan dia," ungkapnya.

Lalu apakah Jamal mendukung pelayanan Lydia yang nampaknya kian hari intensitasnya kian padat? "Mendukung tidak, melarang juga tidak," ujarnya.

Saat ditanya apakah pernah ribut-ribut soal agama di rumah, ia menjawab, "Tidak. Tidak pernah. Kami tidak mau mempersoalkan agama. Itu hak masing-masing. Lydia juga menambahkan kalau akhir-akhir ini Jamal sering tanya-tanya tentang firman Tuhan. Bahkan Jamal beberapa kali meminta Lydia membacakan Alkitab sebelum tidur. "Kalau saya marah, Jamal selalu mengingatkan, katanya "kasih," jelasnya.

Apakah suatu hari Jamal akan masuk Kristen? "Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan," tutur Lydia menutup perbincangan.

Source : Hadi Kristadi-blog pentas-kesaksian

Sunday, 5 August 2012

Kekuatan Pujian

Ada dua gadis bekerja pada sebuah perusahaan yang sama. Nona Wang dan Chang. Keduanya memiliki karakter yang berbeda dan karenanya tak dapat sharing atau bertukar pikiran bersama. Walaupun keduanya tidak saling membenci, namun mereka bukanlah sahabat karib dan tak saling mengagumi cara kerja serta sifat masing-masing. Suatu hari, nona Chang meminta teman kerja yang lain, Pak Chou, untuk menegur nona Wang agar ia memperbaiki serta mengontrol dorongan emosinya. Sebab kalau tidak demikian, tak akan ada orang yang mau berteman dengannya. Demikian alasan nona Chang. Pak Chou menyetujui permintaan nona Chang itu. Setelah beberapa hari, nona Chang berpapasan dengan nona Wang. Nona Wang dengan penuh ramah dan sopan menegur nona Chang. Sejak itu nona Chang melihat adanya perubahan besar dalam diri nona Wang, yang kelihatannya seakan-akan telah berubah menjadi seorang peribadi baru, seorang peribadi yang menyenangkan dan disukai banyak orang. Nona Chang lalu bertemu Pak Chou untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya, serta menanyakan resep yang dipakai Pak Chou menasihati nona Wang. Pak Chou menjawab: 'Saya hanya berkata kepada nona Wang: Saat ini ada banyak orang yang memuji dan mengagumimu. Terutama nona Chang secara istimewa mengatakan bahwa engkau sangat lemah lembut, tahu mengontrol emosi, serta disukai banyak orang'. Nona Chang tertegun akan kehebatan Pak Chou yang telah mengubah peribadi nona Wang itu.

Source : Hadi Kristadi-blog pentas-kesaksian

Saturday, 4 August 2012

Permintaan Anak

Ada 13 permintaan anak yang mungkin tidak pernah mereka ucapkan:

1. Cintailah aku sepenuh hatimu. 

2. Aku ingin jadi diri sendiri, maka hargailah aku. 

3. Cobalah mengerti aku dan cara belajarku. 

4. Jangan marahi aku di depan orang banyak. 

5. Jangan bandingkan aku dengan kakak atau adikku atau anak orang lain.

6. Papa mama jangan lupa, aku adalah fotocopymu. 

7. Kian hari umurku kian bertambah, maka jangan selalu anggap aku anak kecil. 

8. Biarkan aku mencoba, lalu beritahu aku bila salah. 

9. Jangan membuat aku bingung, maka tegaslah kepadaku. 

10. Jangan ungkit-ungkit kesalahanku. 

11. Aku adalah anak panah di tanganmu. Mau dilepaskan ke arah mana, itu bergantung hikmat Papa Mama.

12. Jangan memarahiku dengan mengatakan hal-hal buruk, bukankah apa yang keluar dari mulutmu adalah doa bagiku?

13. Jangan melarangku hanya dengan mengatakan "JANGAN" tapi berilah penjelasan kenapa aku tidak boleh melakukan sesuatu. 

"SEMOGA BERMANFAAT.... BAGI PARA ORANG TUA."

Source : Hadi Kristadi-blog pentas-kesaksian

Friday, 3 August 2012

Jin Lampu



Jin Lampu ...

Suatu pagi pada saat menambang, seorang pemuda menemukan sebuah lampu tua.
Dia mencoba menggosok lampu tsb. Siapa tahu akan ada jin yang keluar untuk memberinya sesuatu. Ternyata....... Benar... Muncullah jin itu.

Jin : "Hai Pemuda.... Engkau telah memanggilku yang sudah tidur ratusan tahun. Aku adalah Jin Kesehatan, karenanya aku akan memberikan kesehatan bagi seluruh keluargamu.
Tapi, Aku hanya akan memberikan 4 hari (??:Si Tian) kesehatan.. Jadi, tetapkanlah pilihan harimu...".

Pemuda tsb pun berpikir sejenak.
Setelah menetapkan hari, dia pun berkata kepada jin tsb.

Pemuda : "Baiklah... Aku sdh menetapkan ke 4 hari itu. Aku ingin  sehat di :
?? (Chun Tian): musim semi,
?? (Xia Tian): musim panas,
?? (Qiu Tian) : musim gugur,
?? (Dong Tian) : musim dingin/ salju."

Jin : "Wah....Itu terlalu banyak. Aku tak bisa....Kalau begitu, aku kurangi menjadi 3 hari."

Pemuda : "Aku ingin keluargaku sehat pada waktu :
?? (Zuo Tian) : kemarin,
??  (Jin Tian) : hari ini,
?? (Ming Tian) : besok."

Jin : "Itu juga tdk bisa. Masih terlalu banyak. Kalau begitu 2 hari saja".

Pemuda : "Baiklah.... Aku hanya ingin pada waktu:
?? (Bai Tian) : pagi hari,
?? (Wan Shang): malam hari."

Jin : "Kedua hari itu juga masih terlalu banyak. Sekarang aku tetapkan hanya 1 hari & ini yang terakhir"

Pemuda : "Kalau begitu, aku tentu ingin keluargaku sehat di ?? (Mei Tian) : setiap hari."

Jin pun semakin terkejut. Pada akhirnya, jin pun terpaksa mengabulkan permintaan pemuda tsb. Akhirnya, sekeluarga pun sehat selalu setiap hari.

Dari cerita di atas dapat diambil moral cerita bahwa kadang dalam kehidupan sehari-hari, diperlukan kearifan untuk memecahkan masalah dan juga semangat pantang menyerah dalam menghadapi ujian. Meski dalam keadaan yang tak mungkin, kalau kita semua bisa berpikir secara logis, maka tidak ada yang tidak mungkin dalam kehidupan. Yang penting juga, kesehatan kita bukan datang dari Jin, he he he, tapi dari Tuhan.  
"Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah." Yeremia 33:6 
(Sumber: Charles Asiku, Surabaya).


Source : Hadi Kristadi-blog pentas-kesaksian